2 November 2011
Kekurangan yang Kacau
Awan mendayung berdikit- dikit. Buat aku terkadang dapat panasnya, kadang dapat bahang picisan cuma. Segunung kinabalu kerja celaka yang macam magnet menarik kepala hotak aku yang beku macam besi. Tinggalkan hati sendiri- sendiri. Nah besok - besok saja lah aku cari kembali. Aku dalam keadaan yang semua rasa tak cukup takat untuk diluahkan dan tak cukup takat untuk aku telan. Jadi rasa tak cukup takat begitu impaknya datang sekejap-sekejap. Macam di antara aku sedang gelak ketawa bersantai-santai, ada nyilu-nyilu di bahagian dada.. rasanya kalau mau menjerit sakit tak sempat, terlalu sebentar. untuk tidak mejerit, terlalu layak nisbah sakitnya . Ketika aku sedang diam mendengar suara-suara yang lalu-lalang, lagu lagu rutin yang aku sumbat lewat wayar bercabang dua di telinga, aku dengar beberapa patah kata yang bikin hati sakit, bikin air mata rasa gatal di hujug kelopak, bikin aku rasa jelek dan tak berguna. Waktu aku sedang dibasahi peluh ketika bersihat-sihat, ada rasa merinding yang menyentuh sekejap-sekejap bila akal terbang terlebih tinggi. Jadi aku macam kurang puas hati dengan semua rasa-rasa normal aku yang di cemar dengan benda-benda kekurangan dan membikin kekacauan begitu. Masalahnya tapi apa? apa? Aku harap diri aku ada dua suara, supaya kalau satu suara menyoal, ada satu lagi yag menjawab, dan roh cuma mendengar. Rasanya ada yang kurang sampai semuanya kacau..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment