Terlena itu ajaib bagi aku. Tidur yang rasanya mati itu juga ajaib. Apalagi kalau aku bangun tidur dengan keadaan tertiarap dengan kepala ke tepi. ( Tidur ahli neraka kata orang, tapi sebenarnya bila masanya aku tidur aku pun tidak tahu. Jadi itu bukan juga dikatakan pilihan. )Kadang aku bangun dengan rasa seperti baru tidur seribu tahun. Badan yang berat terasa ringan, angin yang menyelit di tengah ruang juga jadi semacam boleh disapa. Waktu-waktu seperti itu, hati aku ada sebuah baldi antik yang dibuat dari kayu. Saiznya sederhana, tapi penuh sayang melimpah ruah. Kalau aku tidur mengiring,aku akan bangun dengan beberapa keping sayang yang melimpah sedikit di birai katil. Kadangkala ada yang jatuh beberapa biji di atas lantai. Pagi- pagi sewaktu itu, aku tidak tahu apa-apa selain sayang dan senyum meleret kemana saja aku pergi. Kerna baldi dalam hati aku selalu menjatuhkan cebisan-cebisan sayangnya merata-rata sepanjang tempat aku melangkah. Aku akan jalan megah melihat kedepan dan sekali sekala menoleh kebelakang untuk melihat kemana sayang-sayang itu meresap. Kalau aku ke kamar mandi, sayang-sayang itu selalu jatuh sepanjang lantai menuju ke kamar mandi. Meresap masuk ke lantai mozek, ke dinding-dinding bilik asrama dan lari keluar kepintu. Kalau aku sedang mandi , sayang-sayang itu terjun melompat keluar dari baldi bertingkah bermain air. Ajaibnya lagi, mereka tak pernah habis. Semacam sel kanser yang mendapat sel badan yang membekal makanan dan makin merebak dan membanyak. Aku ada cukup sayang untuk apa-apa saja tahik celakahari itu.
Tapi, Kadangkala aku bangun tidur dengan baldi kayu itu kosong dan kontang. Hari-hari seperti itu aku habiskan dengan memikirkan mana hilangnya sayang-sayangku yang melimpah ruah? Apa bakal jadi hari ini? Mungkin kemarin-kemarin aku dapat terlebih banyak? Mungkin aku tidak reti guna hingga Tuhan bosan bagi aku sayang banyak begitu. Aku cari dengan tekan hati sedalam-dalam untuk dapat kembali sayang itu. Tapi kontang. Jadi aku jalan kesana kemari dengan baldi kosong di dalam hati. Sumpah kontang. aku cuma punya sayang bila kawan- kawan yang kasi atau panggilan telefon keramat dari mama.
Jadi aku fikir, aku patut tambah senarai doa harian dengan mintak supaya aku punya sayang tidak lebih, tidak kurang, cuma cukup ada untuk aku dan cinta-cinta hatiku sampai aku mati. Satu hari nanti sampai aku ketemu dengan sayang tambahan yang asalnya bukan dari hati aku, aku mintak semuanya sederhana tapi kekal sampai mati . Yang datangnya bukan bersyarat dan bersebab. Tapi memang untuk aku. Bukan sebab bagaimana aku tulis, bukan sebab bagaimana aku dibesarkan dan oleh siapa, bukan sebab asal aku dari negeri mana, bukan sebab aku buat satu kelakar dan nyanyi satu lagu cinta, bukan sebab aku marah- marah cuma beberapa kali setahun. Tuhan, kasi aku yang memang betul-betul untuk aku. Aku tunggu. Tak mengapa. Biar langit yang tujuh Kau tambah lagi sepuluh kali ganda tebalnya untuk Kau tapis sebelum sampai padaku. Aku tunggu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment